Monday, August 29, 2011

Greenish Tanam Mangrove #2

Setelah untuk pertama kalinya Greenish menanam mangrove pada tanggal 19 Desember 2010 lalu, Kali ini Greenish mengikuti acara Tanam Mangrove lain yang diselenggarakan pada tanggal 28 Juni 2011. Greenish diwakilkan oleh Nindy, Romce, Galuh, Edo (XI-7) dan Nisa (X-4) serta kawan-kawannya. Jika tahun lalu Greenish diundang oleh  ITS, maka tahun ini Greenish diundang oleh Tunas Hijau untuk berpartisipasi.

Berbeda dengan tahun lalu, tanam mengrove kali ini dilakukan di pantai kenjeran, sehingga menuntut Greenish untuk ikut 'menyelam' agar dapat menanam mangrove. Berikut berita selengkapnya oleh Tunas Hijau.


Surabaya adalah kota yang memiliki garis pantai terpanjang di Indonesia. Dalam pengelolaan pantainya, harus menghindari pengelolaan pantai yang dilakukan di Jakarta, yang memiliki pantai yang indah, namun tidak bisa dinikmati dengan mudah oleh seluruh masyarakatnya. “Dalam pengaturan tata kota di Surabaya, ada bagian pantai yang harus diamankan dan bagian lain yang bisa digunakan untuk rekreasi masyarakat,” ungkap Walikota Surabaya Tri Rismaharini saat sambutan pada penanaman 1000 mangrove bersama Telkomsel PELANGI (Paling Peduli Lingkungan Indonesia) dan Tunas Hijau di Pantai Kenjeran Surabaya, Selasa (28/6).

Disampaikan Risma, kondisi pantai di Surabaya memang tidak bisa semuanya bisa dimanfaatkan terutama oleh nelayan Tambak Wedi. Pasalnya, banyak perahu nelayan hancur terkena ombak besar dan pantai tanpa barrier. Dengan kondisi seperti itu, pantai memerlukan barrier berupa tanaman mangrove. ”Bila sekarang 1000 mangrove ditanam, diharapkan tidak dipakai untuk pelebaran wilayah rekreasi. Namun difungsikan sebagaibarrier pantai,” ujar Risma di depan para peserta penanaman mangrove.

Risma menilai keterlibatan masyarakat dan instansi lainnya dalam menjaga lingkungan sangat penting. Bahkan partisipasi masyarakat ini mampu membawa Surabaya meraih ASEAN Environmental Sustainable Award, mengalahkan kota negara Singapura. “Secara anggaran belanja kota, Surabaya masih kalah jauh dengan Singapura. Tapi dalam partisipasi masyarakat untuk program perbaikan lingkungan hidup, Surabaya telah terbukti mengungguli Singapura,” kata Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang disambut tepuk tangan sekitar 150 orang peserta penanaman mangrove.

VP Telkomsel Area Jawa Bali Gilang Prasetya menjelaskan bahwa kegiatan Telkomsel PELANGI merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) Telkomsel bidang lingkungan hidup. Komunitas yang terdiri dari karyawan Telkomsel beserta keluarganya, mitra Telkomsel dan pelanggan Telkomsel ini mengawali kegiatan bersama dengan Tunas Hijau dan para siswa dari 17 SD, SMP, SMA dan SMK di Surabaya dengan melakukan penanaman 1000 pohon mangrove di Pantai Surabaya.

”Kegiatan penanaman mangrove ini kita sinergikan dengan program pemerintah kota Surabaya untuk tetap menjadikan Surabaya sebagai kota ramah lingkungan hidup dan terjaga kebersihannya. Kita pilih menanam mangrove untuk menjaga keamanan pantai Surabaya,” papar Gilang. Program peduli lingkungan hidup Telkomsel, disampaikan Gilang, tidak hanya berkaitan dengan aktivitas lingkungan luar ruang seperti penanaman mangrove. “Di dalam internal kantor Telkomsel juga sudah lama menggalakkan pola kerja yang ramah lingkungan termasuk dengan menggunakan BTS Go Green terbesar di Asia,” ujar Gilang.

Memanfaatkan kertas daur ulang dan e-paper untuk administrasi surat menyurat antar divisi juga dilakukan Telkomsel. Termasuk memproduksi material promosi yang ramah lingkungan, dan mengajak pelanggan kartuHALO untuk menggunakan e-billing tagihan bulanannya ataupun m-Kios sebagai transaksi pulsa tanpa kertas, hemat listrik, hemat air dan tisu di kalangan karyawan. Telkomsel juga menggunakan perangkat power yang kedap suara di tiap tower guna mencegah terjadinya polusi suara.

Sementara itu, penggiat senior dan Presiden Tunas Hijau Mochamad Zamroni menyatakan sangat mendukung inisiatif penanaman mangrove ini. “Daerah pasang surut air laut adalah hak dari tanaman mangrove. Mangrove sangat berperan mencegah terjadinya abrasi atau pengikisan tanah oleh gelombang air laut. Mangrove juga berfungsi mencegah terjadinya intrusi atau masuknya air laut mengisi kekosongan air tanah di daratan,” ungkap Zamroni. Diharapkan penanaman mangrove ini akan ditindaklanjuti dengan penanaman berikutnya hingga kawasan Kenjeran ini menjadi hutan mangrove.

Bagi para siswa yang terlibat, kegiatan penanaman mangrove ini merupakan salah satu kegiatan positif dalam mengisi liburan sekolah. “Dari pada liburan hanya di rumah saja,” ungkap Muhammad Safiq, salah satu peserta dari SMK KAL 2 Surabaya. Sekolah-sekolah yang terlibat penanaman ini adalah SDN Perak Barat, SMPN 3, SMPN 4, SMPN 7, SMPN 10, SMPN 26, SMAN 5, SMAN 11, SMAN 9, SMAN 15, SMA Barunawati, SMA Dharmawanita, SMK KAL 2, SMKN 10, SMKN 6, SMATAG dan SMA GIKI 1.

Peringatan International Environmental Day

Setiap tanggal 5 Juni, dunia memperingati Hari Lingkungan Hidup. Tema yang diangkat oleh lembaga World Environmental Day untuk tahun 2011 ini adalah Forest : Nature at Your Service. Dimana dalam tema ini, diharapkan masyarakat dunia dapat lebih merawat dan mengembangan hutan sebagai paru-paru dunia.

Minimnya kesadaran para generasi muda terhadap hal ini, menjadi dasar untuk Greenish mengadakan GROW (Greenvironmental Week 2011) dimana serangkaian acara diselenggarakan dengan tujuan memulihkan kesadaran lingkungan.

GROW yang diadakan pada tanggal 14 Juni 2011 itu bertepatan dengan kedatangan siswi - siswi St. Margaret School, Singapore. St. Margaret sendiri merupakan sekolah penerima Lotus Award atau dapat dikatakan sebagai sekolah adiwiyata di Singapore. Merupakan suatu kehormatan bagi Greenish untuk menemani para siswi St. Margaret dengan mengikuti acara Grow.

Acara ini dibuka dengan pembagian kelompok untuk memudahkan rute dan penerimaan materi lingkungan hidup. 

  1. Rute pertama dimulai dari Pos Daur Ulang Kertas yang dijaga oleh Machdi (X-3), di pos ini para siswi diberi penjelasan tentang daur ulang kertas serta dituntun dalam pembuatan kertas.
  2. Pos kedua, pos takakura oleh Bestari (XI-7), para siswi juga dijelaskan tentang asal muasal takukara dan bagaiman membuat takakura, sehingga mereka dapat menerapkannya. 
  3. Pos ketiga yang dijaga oleh Havid (XI-7) ini merupaka pos Urban Farming, dimana para siswi diajak menanam bibit sayur-mayur.

Acara ini kurang lebih seperti acara study banding antara St. Margaret dan SMA 5 Surabaya. Salah seorang guru St. Margaret mengaku
mereka tidak pernah melakukan hal-hal seperti ini di Singapore dan mereka merasa senang karena dapat menyerap materi-materi eco-friendly baru untuk diterapkan di sekolah mereka.

Dengan demikian, diharapkan penyelamatan lingkungan dapat dilakukan dimana saja.

Maaf terlambat posting
(Med)

Peringatan International Youth Day

Surabaya- Peringatan International Youth Day, yang diperingati di seluruh dunia setiap 12 Agustus, tahun ini dirayakan oleh para pegiat lingkungan hidup di Tunas Hijau dengan menggelar kampanye lingkungan hidup. Diprakarsai oleh 4 orang mahasiswi Sosiologi Universitas Brawijaya Malang yang sedang kuliah lapangan di Tunas Hijau, kampanye ini mengangkat tentang perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan di angkutan umum.

 

Kampanye lingkungan yang bertajuk Sampah Juga Butuh Tempat Istimewa dan Angkot Bukan Tempat Sampah Umum ini dilakukan Sabtu sore (13/8).  Tempatnya di depan Taman Flora Bratang Surabaya dengan diikuti oleh 75 remaja yang berasal dari  beberapa SD, SMP dan SMA di Surabaya. Ide yang mendasari kampanye ini berasal dari pengamatan kotornya angkutan umum di Surabaya karena sampah yang dihasilkan oleh para penumpangnya seperti sampah bungkus permen, tissue bekas, botol minuman.

Dalam kampanye ini diusung dua tempat sampah raksasa bersama kaos langsung lima yang berisi ajakan menjaga kebersihan angkutan umum. Turut dibentangkan pula puluhan mural dan  poster tentang membuang sampah pada tempatnya.
 
 Partisipasi SMAN 5 Surabaya

Sesuai nama kampanye, para peserta menyerukan bahwa siapapun, dan dimanapun kita berada kebersihan merupakan hal yang penting terutama di dalam angkutan umum. Kita ketahui bahwa angkutan kota (Angkot) merupakan tempat umum yang seringkali digunakan tapi tanpa disadari banyak yang tidak menjaga kebersihan di dalamnya. Diberikan pula tempat sampah pada 22 angkutan umum yang melewati Taman Flora Bratang. Selain itu, ada pembagian takjil gratis kepada sopir angkot dan penumpang, dimana mereka juga diminta untuk membuang sampah bekas takjil nanti di tempat sampah yang baru saja dipasang.

Diharapkan dari pemasangan tempat sampah di dalam Angkot ini terjadi perubahan kebiasaan masyarakat yang selalu membuang sampah sembarangan di dalam angkot. Dari usaha kecil ini diharapkan semua pihak yang menggunakan jasa angkutan umum menyadari akan pentingnya menjaga lingkungan terutama di tempat umum. Ada atau tidaknya tempat sampah bukan menjadi alasan untuk membuang sampah sembarangan karena saku juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat sampah sementara.
Reblogged from Tunas Hijau